Motivasi

Cinta dan Kasih Sayang

Perasaan cinta dan kasih sayang adalah merupakan fithrah dari Allah SWT. Dan merupakan sebagai anugerah yang harus kita jaga, pelihara dan kendalikan dengan sempurna. Keabadian cinta tidak bisa diperoleh sebagai anugerah tanpa diiringi dengan usaha yang bersungguh - sungguh dan bersikap berhati - hati dalam menentukan pilihan terutama memilih  pasangan hidup kita sendiri. Sekiranya salah dalam menentukan pilihan pasangan hidup kita maka  berarti sepanjang hidup kita  akan menanggung penyesalan di kemudian hari. Dan sikap memilih dan ingin dipilih itu adalah hak bagi setiap manusia itu sendiri. Rasa cinta itu  dapat mengubah manusia menjadi lebih baik ataupun menjadi lebih buruk. Bahkan bisa membuat mata dan hati kita akan menjadi buta. Biasanya yang jelekpun akan terlihat baik dan bisa membuat semua keburukan akan terlihat baik dan indah. Dengan rasa cinta mengajarkan kita bagaimana caranya harus berlaku jujur, berkorban, menerima, memberi dan mempertahankan terhadap seseorang yang  merupakan pilihan kita sendiri. Banyak perbedaan pendapat yang pasti muncul dalam proses ini untuk mencapai hubungan yang lebih baik dan harmonis. Perbedaan sifat, karakter, budaya, orang tua , keluarga, lingkungan maupun agama adalah hal yang sering terjadi dalam membina hubungan yang lebih baik dan harmonis dalam menentukan pilihan pasangan hidupnya. Banyak orang yang mengalami kegagalan dalam menjalani proses ini. Ada yang mengalami kegagalan hanya dalam hitungan hari, bulan maupun tahunan yang pada akhirnya harus berpisah. Dan tidak ada jaminan yang pasti yang menjadikan tolok ukur untuk mendapatkan keberhasilan dalam proses  mendapatkan  pasangan hidupnya sendiri . Dan oleh sebab itu mencintai sesuatu  di dunia ini hanyalah sementara dan tidak ada yang abadi. Cinta yang hakiki hanyalah kepada Allah SWT saja. Maka dari itu cintailah kekasihmu ataupun pasangan hidupmu sewajarnya, siapa tahu suatu saat nanti dia akan menjadi yang kamu benci. Dan bencilah kepada orang yang kamu benci sewajarnya saja, siapa tahu suatu saat nanti dia akan menjadi kekasihmu atau pasangan hidupmu.


Wassalam
Zulfi Azhar


Mimpi dan Impian

Ketika kita tidur, kita selalu bermimpi. Ada yang bermimpi yang baik, indah  dan senang dan adapula bermimpi yang buruk dan sedih. Sehingga banyak pendapat orang - orang yang terdahulu menyatakan bahwa : " Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok ". Bagi kita hal tersebut adalah hal yang selalu menjadi pertanyaan bagi semua orang. Bagaimanakah mungkin hal tersebut  bisa akan terjadi ...  dan kalaupun seandainya kita tidak mampu untuk mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan sesuai dengan yang kita alami lalu  bagaimana pula untuk selanjutnya  …. Kita selalu bermimpi ketika tidur namun setelah kita terbangun, mimpi itu hilang dan mimpi itu diluar kesadaran kita sendiri. Kita tidak dapat mengontrol mimpi itu sendiri dan bagaimana pula bisa kita mewujudkan mimpi tersebut. Banyak  juga dari kita yang suka berimajinasi dan menghayal dengan mimipi - mimpi hal yang indah secara terus menerus namun tidak pernah berusaha untuk mencoba untuk mewujudkannya sehingga kita hanya bisa berhayal di dalam dunia mimpi. Hal itulah yang kita sebut sebagai mimpi yang pasif yang tidak mampu untuk mewujudkan semua mimpi kita sendiri.Maka dari itu kita hendaknyalah  menjadi pemimpi yang aktif. Kita tidak hanya berimajinasi saja tapi melakukan tindakan - tindakan yang mendukung ke arah tercapainya impian atau cita - cita dengan melakukan perubahan dalam diri kita dan mampu keluar dari area kenyamanan yang kita rasakan selama ini. Untuk meraih impian kita tersebut kita harus siap dalam menghadapi masalah, penghalang, hambatan maupun kesulitan yang harus kita hadapi dalam proses meraih impian kita sendiri. Hambatan yang paling sering kita jumpai adalah kegagalan yang sering membuat orang patah semangat dan berputus asa. Kegagalan ini sering disebabkan banyak faktor yang tidak bisa kita prediksi sebelumnya. Dan hal itu merupakan proses dalam mewujudkan impian yang tidak seindah dan semudah yang kita fikirkan sebelumnya.
Dan tidak ada salahnya kita harus menyadari kelemahan dan  kekurangan  kita selama ini. Dan bersiaplah untuk mengubah impian kita semula dengan berusaha mencapai impian yang lain. Karena impian kita itu tidak sejalan lagi dengan tujuan hidup kita nanti. Marilah kita selalu belajar dari pengalaman kegagalan kita sendiri maupun orang lain. Dan janganlah menyerah karena hidup ini adalah pilihan kita sendiri.

Wassalam
Zulfi Azhar

(Sumber Youtube Video)

Teman Yang Setia

Sesungguhnya dalam kehidupan di dunia ini,   kita mempunyai 4 teman yang setia yang selalu mendampingi kita. Kita sangat sayang dan mencintainya dan juga kita memberikan banyak waktu buat mereka.  Kita juga memberikan perhatian yang penuh dan  terbaik karena mereka mempunyai pengaruh dan peranan yang sangat besar dalam kehidupan kita. Sehingga kita punya ketergantungan yang besar tehadapnya dan  membuat kita bisa salah dalam mengambil suatu sikap dan keputusan untuk kebaikan kita selanjutnya. Dan terkadang juga  kita tidak adil dalam memperlakukan mereka satu sama lain dikarenakan kita lebih banyak memikirkan yang ada dan terlihat saja  yang bisa membuat hati kita gembira dan  bahagia. Namun dari keempat teman yang setia tersebut sebenarnya hanya satu yang paling setia mendampingi kita selamanya. Ketika kita sakit ataupun meninggal dunia hanya teman inilah yang selalu setia mendampingi kita. Dimana teman yang satu  ini pernah kita  perlakukan kurang sempurna jika kita bandingkan dengan teman-teman yang lainnya. Dan sudah tentu kita bisa bertanya siapakah teman tersebut yang begitu setia terhadap kita... ?
Teman setia kita yang pertama  adalah tubuh kita. Banyak waktu dan biaya yang kita berikan kepadanya sehingga kita terlihat gagah, cantik dan  indah. Ketika kita sudah meninggal dunia teman kita ini akan hilang dari kita  dan dia tidak akan mendampingi kita lagi untuk selamanya. Teman setia kita  yang kedua adalah status sosial kita yaitu : jabatan  dan kekayaan kita. Ketika kita meninggal dunia  semuanya itu  akan pergi meninggalkan kita dan mereka akan berpindah kepada orang yang lain. Teman setia kita yang ketiga adalah  sahabat dan  teman kita. Setelah kita meninggal dunia  mereka hanya mengiringi kita saja dan tidak akan mendampingi kita lagi walaupun hubungan kita dengannya begitu akrab dan sangat sayang dan setia. Teman setia kita yang keempat adalah jiwa dan amal kita. Dan teman inilah yang paling setia  akan mendampingi kita selamanya. Walaupun selama ini kita hidup di dunia,  kita lalai dan melupakannya dan juga kita kurang adil memperlakukannya  dibanding dengan teman-teman setia kita yang lainnya. Dan untuk itu marilah kita berfikir dengan benar dan bijaksana  agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari.  Karena  hanya amal kita inilah yang akan membela kita nantinya di hari kemudian nanti.

Wassalam
Zulfi Azhar

Kelapangan (kesenangan) dan Kesempitan (kesedihan) hidup

Dalam menilai hidup ini, banyak kesalah-pahaman yang sering terjadi pada sebahagian orang  yang dirasakannya sebagai hidup dalam kelapangan (kesenangan) dan hidup dalam kesempitan (kesedihan). Hidup dalam kelapangan dan kesempitan adalah merupakan suatu ujian dari Allah SWT dan bukanlah standar kasih sayang atau kemarahan Allah kepada hambaNya. Orang yang hidupnya penuh kelapangan, hidupnya senang, kaya dan bahagia belum tentu disayang Allah. Dan begitu juga sebaliknya orang yang hidup penuh dengan kesempitan, hidupnya susah, miskin dan sedih belum tentu dimurkai Allah. Oleh karena itu tidak seharusnya kita merasa bangga dan sombong bila kehidupan kita dilapangkan oleh Allah. Dan juga tidak seharusnya pula kita bersedih hati dan berputus asa bila kehidupan kita dalam kesempitan. Banyak orang yang berhasil dalam menghadapi hidup dalam kesedihan namun sedikit orang yang mampu berhasil melewati hidup dalam kesenangan. Ketika mereka diuji dengan hidup dalam kesedihan banyak dari mereka yang mampu bertawakal kepada Allah dan membuat mereka sadar atas kesalahan-kesalahan sebelumnya. Sehingga mereka mampu memperbaiki diri untuk hari-hari selanjutnya. Namun ketika mereka diberi hidup dalam kesenangan sedikit orang yang merasa bahwa diri mereka sedang diuji oleh Allah. Dan mereka mengira ujian itu hanya dalam bentuk kesedihan saja. Oleh karena itu apabila kita diuji hidup dalam kelapangan maka hendaknya kita harus bersyukur atas nikmat hidup yang telah kita terima dan jalani selama  ini  dan apabila kita mendapat hidup dalam kesempitan maka banyaklah kita bersabar dan itulah yang terbaik untuk kita. Dan adapun  tujuan kehidupan kita  di dunia  ini hanyalah  untuk diuji agar ketahuan nantinya siapa yang baik amalannya dan  siapa yang tidak.

Wassalam
Zulfi Azhar





(Sumber Youtube Video)


Kemampuan Diri

Kemampuan seseorang dalam mengelola kehidupannya maupun permasalahan yang selalu dihadapinya selalu kompleks dan bervariasi. Derajat kemampuan seseorang akan  terukur dan bertambah apabila ia mampu  melewati ujian - ujian yang sedang dihadapinya. Contohnya seorang anak sekolah akan bertambah kemampuannya dan bisa naik kelas di sekolahnya apabila ia bisa lulus dengan baik dari hasil ujian sekolahnya. Begitu juga seorang mahasiswa akan bertambah kemampuannya jika ia  berhasil naik tingkat ataupun lulus dari Perguruan Tinggi setelah ia  melewati ujian yang wajib bagi dirinya dan berhasil lulus dalam ujian tersebut . Dan biasanya setelah lulus dan berhasil melewati ujian tersebut akan timbul rasa penuh percaya diri dan akan meningkat derajat kemampuannya. Banyak perumpamaan dan contoh yang dapat kita jadikan sebagai panduan bahwa  ujian itu adalah sesuatu hal yang diberikan kepada siapa saja agar kelak ia bisa meningkatkan kemampuannya, keimanannya  dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Begitu juga  kita sebagai manusia, janganlah  kita mengira bahwa kita dibiarkan begitu saja di dunia ini. Padahal sesungguhnya Allah SWT telah menguji orang - orang sebelum kita. Dan sesungguhnya Allah mengetahui orang - orang yang benar dan orang - orang yang dusta. Sering kita bertanya, kenapa hal - hal tersebut bisa terjadi dan juga kenapa kita tidak mendapatkan sesuatu yang sangat kita inginkan. Dan hal itu seringkali kita pertanyakan dalam hidup kita ini. Bisa jadi sesuatu yang kita inginkan itu  merupakan sesuatu hal yang buruk bagi kita nantinya. Dan sesuatu yang kita benci bisa jadi merupakan sesuatu hal yang baik bagi kita. Kita  tidak mengetahui semuanya itu  namun Allah mengetahui segalanya. Dan Allah tidak membebani ujian kepada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.

Maka dari itu janganlah kita bersikap lemah dan bersedih hati padahal kita lah yang paling tinggi derajatnya jika kita merupakan orang - orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Wassalam
Zulfi Azhar


Merawat Orang Tua

Dalam kondisi yang normal dan biasa,  berbuat baik kepada orang tua kita (ayah dan ibu ) dan  merawatnya sangatlah mudah dan lancar. Tetapi dalam kondisi-kondisi yang tertentu banyak anak-anak yang tidak merasa mampu melakukannya . Bisa jadi banyak faktor-faktor yang terjadi,  yang selalu disampaikan mereka sebagai alasan  yang rasanya sulit bagi  orang lain untuk memahami dan mengerti akan alasan tersebut.
Ketika orang tua kita berusia lanjut fisik dan kesehatannya sudah tentu berbeda jauh dari kesehatan mereka dahulu. Namun keinginan mereka untuk menyayangi dan membahagiakan anak-anaknya sangat besar sehingga ketika anak-anaknya  sudah berkeluarga,  kasih sayang orang tua tetap mengalir dengan  menyayangi cucu-cucu dari anak-anaknya. Mereka ingin memberikan kasih sayang  itu  hingga sampai akhir hayatnya walaupun kesehatan mereka tidak lagi seperti sewaktu mereka masih memelihara anak-anaknya dahulu. Begitu besar tanggung jawab dan pengorbanan yang mereka berikan untuk keluarga. Sehingga dalam perjalanan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari banyak waktu yang telah mereka gunakan untuk bekerja baik  siang maupun malam dalam  mencari nafkah untuk mencukupi  kebutuhan hidup sehari-harinya. 
Orang tua kita tidak pernah mau menyusahkan ataupun  menyulitkan anak-anaknya dalam kehidupan mereka. Mereka ingin anak-anaknya berhasil,  bahagia sekeluarga  dan bisa rukun sesama saudaranya   sehingga bisa tercapailah  keluarga yang  benar-benar mereka harapkan. Dan kalaupun  anak-anaknya berhasil dan sukses,  mereka akan terharu dan bangga atas jerih  dan upaya yang  telah mereka lakukan selama ini. Dengan rasa bangga  pasti anak-anaknya pun berkeinginan pula  memberikan  hadiah kepada orang tuanya  sebagai rasa syukur dan berterima kasih atas segala pengorbanan  yang besar  dari orang tua mereka sendiri. Walaupun apa-apa yang telah  diberikan anak-anaknya tidak semuanya bisa dinikmati orang tuanya lagi . Makanan yang paling enak pun tidak pula bisa mereka nikmati akibat  penyakit ataupun pantangan lain yang tidak memperbolehkan  mereka untuk menikmatinya. Pakaian  yang mahal pun tidak cocok dengan kondisi mereka  pada saat sekarang ini, rumah yang besar atau pun mobil yang baru juga tidak bisa mereka nikmati karena fisik dan kekuatan mereka sudah tidak memungkinkan lagi.
Dalam kondisi yang berusia lanjut,  orang tua kita pasti sering terserang  beberapa penyakit. Ada penyakit yang ringan, sedang maupun yang  berat yang membutuhkan berbagai macam pengobatan dan terapi yang kesemuanya itu pasti membutuhkan biaya yang tidak kecil. Selain kesehatan mereka menurun,  fikirannya pun sudah tidak seperti dulu lagi. Sehingga mereka tidak bisa melakukan aktifitas apa-apa lagi. Mereka hanya bisa duduk  ataupun berbaring saja di tempat tidur. Sehingga untuk buang air saja mereka  harus dituntun, dipapah atau tidak bisa bergerak sama sekali. Kalau cuma seminggu saja dalam kondisi tersebut pasti anak-anaknya bisa bersabar dalam merawat orang tuanya. Tapi kalau sudah bertahun-tahun  dengan kondisi tersebut,  barangkali  berkemungkinan besar anak-anaknya sudah mulai  berfikir kalau orang tuanya dikirim saja ke Panti jompo . Dengan anggapan supaya orang tua mereka bisa dirawat dengan baik ketimbang mengganggu pekerjaan dan malahan merepotkan anak-anaknya. Bahkan bisa juga sebagian anak-anaknya berkeinginan pula biar orang tua nya cepat meninggal  dari pada menahan dan menjalani penyakitnya  tersebut.
 Memang sungguh ironis kalau kondisi tersebut terjadi  di dalam keluarga kita. Kebaikan yang telah  orang tua kita  lakukan,  seperti seorang  ibu yang telah  mengandung anak-anaknya, melahirkan , merawat dan menjaga anak-anaknya dengan setia serta seorang  ayah  berusaha bekerja baik siang maupun malam  tidak mengenal lelah dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya yang kesemuanya itu adalah untuk dipersembahkan kepada anak-anaknya.  Apakah sebagai seorang  anak tidak pernah merasakan perjuangan yang telah mereka berikan selama ini dengan setia...?  Maka dari itu ketahuilah,  bahwa kesemuanya  itu bisa saja Allah menguji iman dan kesabaran  kita semua dan siapa saja termasuk anak-anak kita. Yang baik yang kita lakukan  pasti baik pula akan kita dapatkan dan begitulah sebaliknya. Karena seseorang anak yang tidak berterima kasih kepada orang tuanya sama saja dengan tidak berterima kasih kepada Allah SWT.
Oleh karena itu  menghormati orang tua adalah menjadi mutlak dan harus. Dan menjadi kewajiban kita sebagai anak untuk merawat mereka dengan baik. Walaupun kita tahu dan menyadari bahwa apa yang kita lakukan itu tidak akan sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan dahulu  dalam merawat kita sewaktu kita kecil dahulu.
Ketika orang tua kita masih hidup saat ini ,  maka sayangilah mereka dan mohonlah ampunan kepada nya atas segala perbuatan yang salah yang  pernah kita perlakukan mereka selama ini. Selalu lah kita punya waktu untuk mereka  walaupun kita tidak bisa bertemu langsung dengannya tapi dengan berkomunikasi dengan surat atau bertelepon,  itu sudah membuat hatinya gembira dan mengobati kerinduannya selama ini.
Ketika mereka sudah tidak ada lagi atau meninggal,  maka doakanlah orang tua  kita supaya mereka ditempatkan Allah pada tempat yang sebaik-baiknya. Karena dalam perjalanan hidupnya,  orang tua kita itu banyak waktu yang telah mereka berikan untuk anak-anaknya dalam mendidik, merawat dan membesarkan nya  sehingga mereka lupa dan lalai dalam melaksanakan ibadah yang wajib maupun amalan – amalan yang seharusnya bisa mereka lakukan di dunia ini.
“Orang tua kita selalu tetap memberikan waktu yang penuh  kepada anak-anaknya, namun kita sebagai anak-anaknya apakah ada waktu yang telah kita berikan untuk mereka... “
Insya Allah sama-sama kita berharap agar kita nantinya menjadi anak-anak yang berbakti kepada orang tua kita semua. Karena kita pun pasti akan merasakan hal yang sama ketika kita sudah berusia lanjut nantinya.

Wassalam
 Zulfi Azhar





(Sumber Youtube Video) 



MASIH ADA WAKTU

                Kegagalan dan keberhasilan seseorang sangat erat hubungannya dengan waktu. Dengan waktu seseorang  dapat melanjutkan kehidupan dan cita-citanya dan begitu juga sebaliknya. Dan  ketika  kegagalan itu terjadi, maka seseorang tersebut  masih dapat  memperbaiki pada keesokan harinya ataupun pada hari berikutnya lagi. Dengan adanya waktu dan kesempatan seseorang mempunyai kekuasaan untuk melakukan apa saja yang ia kehendaki.
Keberadaan waktu dan kesempatan menjadi sangat penting bagi seseorang untuk melakukan perubahan atau tidak melakukan perubahan sama sekali. Banyak juga diantara manusia yang dalam hidupnya justru membuang-buang waktu  dan kesempatannya, sehingga ia menjadi manusia yang ceroboh dan membiarkan waktu berlalu tanpa arti untuk  dapat mendatangkan keberhasilan didalam dirinya.
                Dalam perjalanan waktu juga, kita semua pasti merasakan bagaimana bahagianya kita, bisa tersenyum dan tertawa, maupun bagaimana sedihnya keadaan yang membuat kita menangis , menderita dan sakit. Kehidupan  senang dengan kemewahan dan kekayaan  ataupun  kemiskinan dan kesengsaraan akan dirasakan  setiap orang  walaupun berbeda-beda waktu  mengalaminya dan merasakannya. Dan semua itu adalah ketentuan dan ketetapan yang sudah diatur oleh Allah yang kuasa terhadap setiap makhluknya. Kita tidak bisa menyalahkan keadaan dan waktu. Waktu akan berputar terus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada dirinya dan tidak akan mau untuk mundur dan berhenti sampai  pada waktu (batas) yang telah ditentukan.
Kebanyakan kesalahan manusia adalah tidak mau mempergunakan kesempatan dan pengaturan momentum dan waktu dirinya. Satu atau 2 menit barangkali tidak ada artinya untuk sebuah cita-cita yang besar. Akan tetapi jika kehilangan waktu satu atau dua menit tersebut kalau diakumulasikan dalam hitungan waktu satu bulan dan tahun maka sesungguhnyalah kita telah merugi dalam pengertian yang sebenarnya.
Ada banyak perbedaan antara negara yang masyarakatnya menghargai waktu dengan mereka yang tidak menghargai waktu sama sekali. Dengan menghargai manajemen waktu,  maka banyak diantara negara yang kekayaan sumber daya alamnya yang sangat terbatas, justru lebih berhasil dan sejahtera daripada negara yang mempunyai kekayaan alam yang berlimpah ruah.
Waktu merupakan kekayaan yang nilainya sangat tinggi dibanding kan dengan segala benda dan harta kekayaan yang ada pada seseorang. Waktu tidak bisa diperjual belikan, waktu yang dahulu tidak bisa kita ambil  kembali  walaupun kita sanggup untuk membayar dan membelinya seberapapun harganya.
                Masa lalu sebagai bagian dari masa kini. Keberadaan seseorang hari ini tidak lepas dari sesuatu yang telah ia bangun dari masa lalunya. Hari ini lah yang kita punya. Dan hari ini lah yang bisa kita lakukan segala aktifitas yang berguna untuk kehidupan kita selanjutnya.
Banyak sudah kesilapan, kekeliruan, keburukan  dan kejahatan yang mungkin telah kita lakukan sebelumnya.  Hari ini adalah kesempatan kita untuk mempergunakan waktu tersebut untuk merubah cara pandang , wawasan dan memperbaiki diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang terbaik terhadap diri kita sendiri, keluarga , orang lain dan lingkungan yang ada di sekitar kita. Dan jangan lah lupa selalu  kita  bersyukur atas nikmat yang telah kita terima selama ini.
Allah memberikan waktu kepada semua makhluk secara adil dan merata bahkan diberikan gratis kepada kita semua untuk dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Setiap kebaikan yang kita lakukan dan anugerah waktu yang telah kita terima akan dipertanggung jawabkan nantinya kepada Allah SWT di hari kemudian kelak.
                                                                                                                    Wassalam                                                                                                      Zulfi Azhar